Gimana sejarahnya uang?




(gambar dari http://scripophily.com/moneychron.html)


Nah kita balik ke zaman Flinstone atau zaman bahuela, di zaman dahulu nenek moyang kita hidup secara sendiri-sendiri. Mereka memenuhi segala kebutuhannya dengan berupaya sendiri. Ingat kan di pelajaran sejarah ada masa berburu dan meramu? Nenek moyang kita dulu kalau lapar ya pergi berburu sendiri, kalau butuh pakaian, ya mereka buat sendiri dari kulit hewan hasil buruannya, kalau butuh obat mereka meramu tanaman-tanaman obat sendiri. Singkat kata apapun masih mereka hajar sendiri, single fighter bahasa gaulnya. Tapi lama kelamaan dari hidup sendiri-sendiri akhirnya mereka beranak-pinak dan membentuk komunitas-komunitas. Pada saat itulah ternyata mereka tidak bisa mencukupi seluruh kebutuhan mereka dari hasil produksi mereka. 

Untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa mereka peroleh mereka mencari orang yang mau bertukar barang yang mereka miliki. Maka saat inilah pola “barter” terbentuk yaitu pertukaran barang dengan barang. Lalu seperti sudah diceritakan di atas, ternyata banyak keribetan yang dihasilkan dari sistem barter ini. Baik dari segi proses pertukaran maupun pengukuran nilai antara satu barang dengan barang yang lain. Setelah itu mulailah dipikirkan suatu alat tukar yang berupa benda-benda yang diterima secara umum (generally accepted). Benda-benda yang dijadikan alat tukar awalnya merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya garam yang dipakai orang Romawi kuno sebagai alat tukar dan membayar upah (oleh karena itu gaji saat ini diberi nama salary, berasal dari bahasa latin garam yaitu salarium). Lambat laun benda-benda yang dipilih sebagai alat tukar harus bernilai tinggi, langka dan atau memiliki nilai magis/mistik. 

 Sebelum ditemukan logam, benda-benda seperti kerang pernah digunakan sebagai alat tukar. Meskipun begitu kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama. Kemudian muncul jaman logam, dan muncul kemudian apa yang dinamakan uang logam. Logam dipilih karena sifatnya yang kuat, tahan lama, bisa dipecah dalam unit account yang lebih kecil, serta mudah dibawa-bawa. 

Logam yang dijadikan mata uang adalah emas dan perak yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominal yang tercantum oleh karena itu kemudian disebut mata uang penuh (full bodied money). Uang emas ini sudah dipakai pada kekasairan Romawi yang disebut sebagai dinarium dan perak sudah umum dipakai di kerajaan Persia dengan nama dirham. Seiring dengan perkembangan perekonomian, timbul “anggapan” bahwa akan terjadi kesulitan bila perkembangan tukar-menukar yang semakin besar harus dilayani dengan uang logam sementara jumlah logam mulia terbatas. Maka dicetuskanlah uang kertas untuk menggantikan fungsi uang logam.

(gambar dari http://passionmoney.blogspot.com/2009/04/history-of-money.html)


Kenapa uang ada?



Uang dijadikan alternatif untuk transaksi jual beli karena dianggap lebih simple, lebih mudah, dan lebih cocok untuk ekonomi modern daripada barter yang dianggap ribet. Coba bayangkan kalau misalnya kita sebagai pekerja tambang intan terus membutuhkan 1 kilogram beras untuk makan. Maka kita harus membawa intan itu ke penjual beras. Iya kalau penjual berasnya butuh intan seandainya penjual berasnya butuh pupuk. Kita harus pergi dulu ke pembuat pupuk terus menukarkan intan kita dengan pupuk lalu baru ditukarkan ke tukang beras. Lha kalau ternyata tukang pupuknya juga tidak butuh intan tetapi butuh minyak goreng. Kita harus cari dulu tukang minyak goreng yang perlu intan terus menukarkannya dengan pupuk baru bisa menukarkan dengan beras. Belum lagi bila masing-masing menentukan takaran yang berbeda. Satu intan nilainya tentu berbeda dengan satu kilogram beras, nah klo penjual berasnya cuma punya 1 kilogram beras buat di tukar apa kita harus mencari penjual beras yang lain. Jangan-jangan penjual beras yang lain malah memerlukan barang yang lebih sulit di dapat daripada pupuk. Ribet kan? Oleh karena itu uang hadir sebagai solusi untuk mempermudah transaksi jual-beli.
(gambar diambil dari http://financeologist.com/2009/10/30/history-of-money-and-history-credit-cards/)
(gambar diambil dari http://www.toonpool.com/cartoons/bartering_30200)

Uang




Apa sih uang itu?
Coba kamu tanya pada temen-temenmu, apa sih uang itu? Maka pasti kamu bakalan menemukan berbagai macam jawaban. Ada yang menjawab uang adalah sarana jual-beli, ada juga yang menjawab alat untuk membeli sesuatu. Jawaban itu betul karena secara ilmu ekonomi tradisional uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Jadi uang itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.

Lalu kalau secara ilmu ekonomi modern apa dong?
 Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa  atau kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran hutang.




 (gambar diambil dari : http://lepatlaboo.blogspot.com/2010/12/how-me-money.html)

Salam Kenal


Assalamualaikum,
Alhamdulillah kini Dinar & Dirham Club telah mulai beroperasi baik online maupun offline. Tujuan dari Dinar & Dirham Club ini sendiri adalah :
  1. Membantu masyarakat agar sadar akan bahaya yang tersembunyi dibalik sistem moneter dunia yang ribawi dan menggunakan uang kertas/fiat money sebagai tulang punggungnya.
  2. Memberikan alternatif pada masyarakat dalam berinvestasi dan melindungi kekayaannya dari inflasi yang terus mengerogoti sistem keuangan dunia.
  3. Memberikan edukasi pada masyarakat tentang apa itu Dinar dan apa itu Dirham serta fungsi dan peranannya dalam sektor moneter maupun sektor investasi. 
  4.  Membantu menyebarkan “virus” Dinar dan Dirham ke seluruh lapisan masyarakat agar kedua jenis heaven currency ini bisa digunakan. 
  5. Turut membantu menyelamatkan asset berharga Indonesia yaitu emas dan perak agar tidak di kuasai oleh asing.
Itulah beberapa tujuan dari Dinar & Dirham Club yang semoga nantinya akan berguna bagi masyarakat khususnya di bidang ekonomi. Wassalam.

Ttd



Arif Bawono Surya
085726953598